11 July 2019

Air Kaca Jenderal Tua

File lawas, diterbitkan di Republika Online: Jumat 29 Apr 2016 18:00 WIB

Foto: Tirto.ID
 
Oleh: Selamat Ginting

Apa yang dikhawatirkan Arthur tentang Cina, akhirnya terbukti hingga sekarang.


Pada 19 April 1951 atau 65 tahun silam, seorang jenderal legendaris, Douglas Mac Arthur mengucapkan kata-kata terkenal di depan Kongres Amerika Serikat. Ia menutup karier militernya selama 52 tahun dengan mata berkaca-kaca.

"Old soldiers never die, they just fade away". Prajurit tua tidak pernah mati, mereka hanya memudar. Itulah kalimat lantang dari veteran Perang Dunia I dan II tersebut.

Dalam diri Douglas Mac Arthur memang mengalir darah militer. Ia lahir di asrama tentara di Little Rock, Arkansas, pada 26 Januari 1880. Terlahir dari keluarga militer dan politikus. Ayahnya, seorang perwira militer, Letnan Jenderal Arthur Mac Arthur, Jr. Sedangkan kakeknya adalah Arthur Mac Arthur, Sr, seorang politikus Amerika.

Douglas Mac Arthur kemudian masuk Akademi Militer West Point pada 1898. Ia menjadi lulusan terbaik dari 93 kadet pada Juni 1903. Dalam ketentuan Angkatan Darat Amerika Serikat, lulusan terbaik dimasukkan dalam Army Corps of Engineers atau Korps Zeni. Ia pun mengawali kariernya dengan pangkat Letnan Zeni AD di Batalion Zeni Konstruksi Tempur.

Misi pertamanya adalah pengintaian dalam pertempuran Veracruz yang terjadi pada 1914. Pertempuran tersebut dalam sejarah ditulis sebagai pemberontakan Mexico atas AS. Kariernya terus menanjak hingga menjadi Kolonel Zeni dengan jabatan kepala Staf Divisi Rinbow.

Pada Perang Dunia I, pangkatnya naik menjadi brigadir jenderal. Ia dinominasikan meraih Medal of Honor. Selama perang ini, ia terlibat dalam Pertempuran di Reim (Battle of Reims/Battle of the Marne), pertempuran Saint-Mihiel dan pertempuran Meuse-Argonne atau yang dikenal juga dengan Battle of the Argonne Forest.

Seusai perang, ia ditugaskan sebagai pengawas termuda dalam sejarah Akademi Militer AS. Kemudian menjadi Komandan Brigade Infanteri 23 Divisi Filipina pada 1924-1925. Dalam usia 44 tahun, ia dipromosikan menjadi mayor jenderal termuda dalam Angkatan Darat AS. Sebagai Komandan Korps ke IV di Atlanta.

Pada 1930, ia dipercaya menjadi kepala Staf AD dalam usia 50 tahun. Menjadi KSAD selama lima tahun.  Setelah itu, diminta menjadi penasihat militer Presiden AS. Lalu Presiden Filipina Manuel Quezon memintanya menjadi Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Filipina. Sekaligus membentuk Akademi Militer Filipina.

Pada awal invasi Jepang di Filipina, Jenderal ini sempat terdesak hingga mendirikan markas pertahanan terakhir di Bataan dan Cooregidor. Kemudian Washington memerintahkannya bergeser ke Australia. Saat itu ucapannya yang terkenal adalah "I came out of Bataan and I shall return". 

Walaupun sempat terusir dari Filipina, atas perannya menahan invasi Jepang di Filipina, Mac Arthur dianugerahi Medal of Honor yang telah sempat dua kali dinominasikan sebelumnya.

Out of the Box
Pada 31 Desember 1937, Mayor Jenderal Douglas Mac Arthur resmi pensiun dari Angkatan Darat AS. Namun, hal yang tak terduga muncul. Jepang menyerang Port Harbor di Hawai pada 7 Desember 1941. Presiden Roosevelt pun tidak punya pilihan lain. 

Ia memanggil kembali Mac Arthur yang sudah pensiun 3,5 tahun lalu. Surat pensiunnya pun dicabut dan Arthur diberikan kenaikan pangkat menjadi letnan jenderal. Sekaligus menjadi panglima AD kawasan Timur Jauh untuk melawan Jepang. Cara berpikir Arthur dianggap out of the box, tetapi hasilnya selalu gemilang.

Dari Australia, Arthur bersama Laksamana Chester W Nimitz merancang operasi kontra ofensif terhadap Jepang. Titik balik pertama adalah 'Battle of Midway' yang terjadi pada 1942. Dari kode sandi yang berhasil dipecahkan Amerika, diketahui detail rencana dan kekuatan ofensif Jepang yang saat itu bertujuan menduduki Port Moresby.

April 1942, ia dinaikkan pangkatnya menjadi jenderal bintang empat sebagai panglima tertinggi Sekutu wilayah Pasifik Barat Daya. Berturut-turut Arthur berhasil menguasai New Guinea, rangkaian kepulauan Pasifik, Morotai, dan merebut kembali Filipina. Arthur kemudian diangkat sebagai panglima Angkatan Darat Amerika di Pasifik.

Rencana untuk menduduki tanah Jepang kemudian disiapkan, namun Jepang keburu menyerah. Ia memimpin upacara penyerahan Jepang di atas kapal perang USS Missouri pada 2 Desember 1945. 

Arthur kemudian terlibat dalam Perang Korea pada 1950. Memimpin pasukan perdamain PBB dan memukul mundur pasukan Korea Utara yang dibantu Cina. Ia mengusulkan rencana merebut beberapa wilayah di Cina, tetapi ditolak oleh Presiden Harry S Truman. 

Arthur kemudian ditarik kembali ke Washington. Puncaknya, pada 11 April, 1951, Presiden Truman mencopot Mac Arthur dari struktur kemiliteran dan dipensiunkan kembali dalam usia 71 tahun. Apa yang dikhawatirkan Arthur tentang Cina, akhirnya terbukti hingga sekarang.

Jenderal legendaris itu meninggal pada 5 April 1964 dalam usia 84 tahun. Dunia mengenang prestasinya dalam beragam pertempuran dan teater perang serta pidato-pidatonya yang membekas dalam sanubari militer. Beberapa relief didirikan untuk menghormati dan mengenangnya, termasuk patung Jenderal Bintang Lima Mac Arthur di Akademi Militer West Point.

Kenangannya di Morotai pun tersusun dalam Museum PD II bekerja sama dengan Yayasan Douglas Mac Arthur. Begitu juga dengan Pulau Zum-zum. Pulau kecil yang dapat ditempuh 10 menit berperahu ke arah barat dari Daruba. Di situ, terdapat monumen Mac Arthur. Sayang kondisi tidak terawat. Ada patung torso Arthur, tapi sudah mengelupas. 

Ada pula Air Kaca yang merupakan sebuah ceruk mata air alami di Lingkungan Joubela Desa Totodoku, Kabupaten Pulau Morotai. Mata air ini memiliki peran penting bagi Mac Arthur dan anak buahnya. Beningnya mata air bagaikan cermin. Situs sejarah ini pun tak sebening namanya. Letaknya tak jauh dari Bandar Udara Pitu, basis pertahanan Sekutu yang kini dikenal sebagai Bandara Leo Wattimena.

Air kaca, seperti itu pula saat Mac Arthur memberikan ucapan perpisahannya sebagai prajurit militer. "Prajurit tua tak pernah mati, dia hanya memudar," katanya dengan mata berkaca-kaca.

(Selamat Ginting, berbagai sumber)

No comments:

Post a Comment

Posting Terkini

Selamat Ginting Prediksi Dudung Kepala BIN, Agus Subiyanto KSAD

Photo: tribunnews.com Analis politik dan militer Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting memprediksi Jenderal Dudung Abdurachman akan me...