video: siq
Oleh: Selamat Ginting
Letnan Jenderal (Purn) Muhammad Yunus
Yosfiah. Dia yang membuka kran kebebasan pers saat menjadi Menteri Penerangan era Presiden BJ Habibie (1998-1999). Tidak ada lagi aturan
ketat untuk mendirikan lembaga pers, seperti SIUPP (surat izin usaha
penerbitan pers). Selama era Orde Baru, SIUPP menjadi momok. Tak mudah
membuat lembaga pers.
Maka pada era Refornasi,
pers menunjukkan tajinya sebagai pilar keempat demokrasi. Selain
eksekutif, legislatif, dan yudikatif yang disebut sebagai Trias
Politica. Pembagian kekuasaan negara berdasarkan tiga fungsi. Di sinilah
lahir Quadro Politica: eksekutif, legislatif, yudikatif, dan pers
(media massa).
Jadi, Yunus Yosfiah, mantan Kepala
Staf Sosial Politik ABRI, berperan melahirkan pers yang bebas di
Indonesia. Jenderal bintang tiga purnawirawan ini, berada di kubu
pasangan capres-cawapres 02, Prabowo Sandi. Yunus adalah guru bagi para
pasukan komando. Ia menjadi komandan pertama batalyon infanteri 744 di
Dilli, Timor Timur. Termasuk perwira terlama yang bertugas di Bumi Loro
Sae tersebut. Istrinya pun berasal dari Timor Timur. Yunus menjadi
perwira paling senior yang mendukung Prabowo. Ia lulusan Akademi Militer
1965.
"Saya mendukung pemilu yang jujur dan adil. Bukan pemilu yang
curang," kata sang jenderal, sambil berjalan keluar gedung usai
acara..... di Jakarta, Selasa (14/5/2019).
No comments:
Post a Comment